“Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” ~ Yohanes 15:16b

Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah dengan beberapa kiasan. Yohanes mencatat dalam pasal 15, Yesus sebagai Pokok Anggur yang benar dan murid-murid-Nya sebagai ranting. Allah adalah pengusaha-Nya. Dengan kiasan tersebut kita juga diundang untuk menjadi murid-Nya.

Sebagai ranting, kita harus berbuah. Karena itu kita harus tinggal melekat pada-Nya, Sang Pokok Anggur. Bila tidak berbuah maka ranting itu akan dipotong dan dibuang. Ranting yang telah dipotong tentunya tidak akan mungkin lagi berbuah. Sebaliknya pasti akan kering dan mati, bahkan dicampakkan ke dalam api untuk dibakar. Selain itu, bukan hanya sekadar berbuah, tetapi berbuah lebat dan manis. Karena itu ranting harus selalu dibersihkan.

Demikianlah sesungguhnya kita ditetapkan oleh Yesus. Dia sendirilah yang telah memilih dan menetapkan sedemikian, bukan kita.

Lebih dari itu, Dia juga menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah dan tetap berbuah. Di sinilah keajaiban atau mujizat Allah dalam kehidupan kita selaku orang Kristen, sebagai ranting yang tinggal dan melekat pada Tuhan Yesus. Kita akan terus-menerus berbuah, tanpa pernah berhenti. Itu adalah ketetapan Allah sendiri, sepanjang kita mau percaya kepada Yesus.

DOA:

“Ya Tuhan Yesus, buatlah kami terus menghasilkan buah yang lebat dan manis bagi semua orang, demi kemuliaan Bapa di sorga. Amin!”