Angin Surga Demokrat Buat Jokowi
Posted by sibirong on September 10th 2018, 3:06:56 PM

Partai Demokrat sudah resmi masuk parpol pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Lalu kenapa partai pimpinan SBY itu masih mengirim angin surga ke Jokowi?

Faktanya meski menjadi parpol pengusung Prabowo-Sandiaga Uno, Partai Demokrat memberikan dispensasi ke sebagian kader di sejumlah daerah untuk mendukung Jokowi. Entah apakah Partai Demokrat main dua kaki, ataukah hanya pasrah kepada realitas politik demi mengamankan suara Pemilu Legislatif.

Yang cukup unik adalah realitas politik itu disuarakan secara terbuka. Seolah jadi bentuk lain dukungan PD ke Jokowi. Tentu tak akan jadi perbincangan serius kalau yang bicara baru caleg PD, namun kali ini yang bicara sekelas Waketum PD yang juga duduk di pimpinan DPR RI, Agus Hermanto.

"Untuk itu saat ini Partai Demokrat sedang mencari formula dan juga ingin menetapkan case (kasus) seperti Papua karena di sana pemilihannya khusus pakai noken dan semua ketua-ketua DPC-nya sudah men-declare lebih dari hampir 90% mendukung Pak Jokowi," ujar Agus di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

"Papua itu 90% pengurus DPC dan DPD-nya mendukung Pak Jokowi," lanjut Agus.

Namun Partai Demokrat menolak disebut main dua kaki. Sebab Papua dianggap sebagai wilayah yang berbeda dan harus dilakukan dengan strategi spesial.

"Dua kaki tidak seperti itu. Bahkan kalau dua kaki itu hal-hal yang berbeda dengan case yang ada di Papua ini. Memang case di Papua ini adalah khusus spesial, maka ini merupakan khusus untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan di sana," tegas Agus.

Lantas bagaimana dengan parpol pengusung Prabowo-Sandiaga lainnya?

"Tidak mungkin keputusan itu ada pengecualian-pengecualian, pastinya mengikat. Namun kita pasti memahami kalau ada kenyataan tertentu yang lokal spesifik saya kira pasti mereka juga akan memikirkan hal-hal begitu," ujar Waketum Partai Gerindra Fadli Zon di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Menurut kalangan pengamat politik, manuver PD ini menunjukkan partai biru ini tidak menganggap Pilpres sebagai hal yang lebih penting dari Pileg. "Kalau berkaca dari Pilkada lalu, PD berkali-kali mengancam kadernya yang tak mau full mendukung pilihan partainya. Namun anehnya kali ini tidak ada ancaman seperti itu," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, saat dihubungi terpisah.

Manuver itu juga menunjukkan PD masih membuka satu pintu belakang untuk negosiasi dengan Jokowi. "Andai Jokowi menang, untuk jatah kabinet," kata Rico.

Hal itu juga menegaskan soliditas parpol pendukung Prabowo agat terganggu. "Mungkin harus ada figur yang bisa mempersatukan empat parpol lainnya setelah posisi cawapres dan ketua timses semua diborong Gerindra," pungkasnya.