Cemburunya Terlambat Sudah
Posted by Manasse on May 30th 2008, 02:18:00 AM
Selingkuhnya istri sudah kapan-kapan, tapi cemburu Sony, 48, baru belakangan. Itu pun karena dikompori warga bahwa Wiji, 44, istrinya 7 tahun lalu sering dikeloni Jawawi, 54, ketika dia tugas luar kota. Karena anak bungsunya mirip si tetangga celamitan, Sony pun bertindak, Jawawi dibacok golok.
Tukang kompor ternyata tak hanya di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Di Situbondo (Jatim) juga banyak, malah ini sungguh bikin gawat. Soalnya bukan sekadar tukang kompor buat masak, tapi tukang kompor dalam arti demen manas-manasi orang. Kebetulan Sony tipe lelaki yang mudah termasak gosip sehingga ketika dapat info istrinya dulu pernah main selingkuh, dia langsung jejabang mawinga wengis (marah sekali) bagaikan Prabu Baladewa wayang ulit diledek Raden Antasena. Tanpa memikirkan akibat di belakang hari, dia langsung main labrak saja.
Lelaki yang tinggal di Bungatan, Situbondo, ini memang memiliki istri lumayan cantik. Cuma sayang, kemolekan tubuh bini tak bisa dimanfaatkan Sony secara optimal. Dia tak mampu mengimbangi kebutuhan istri dalam urusan ranjang. Di samping kesibukan kerja yang semakin padat, Sony secara kebetulan mengidap penyakit kencing manis, meski dulu tak pernah kerja di pabrik gula Madukismo. Maka sungguh kontradiktif kehidupan sang PNS yang kariernya tengah melejit ini. Meski dia petentang-petenteng pakai HP Sony Ericsson, tapi Sony sendiri sudah tak bisa ereksi!
Sebulan dua bulan dianggurkan suami, Wiji masih bisa bertahan. Tapi jika sampai bertahun-tahun tak pernah disentuh, bukankah ini sama saja wastra lungsed ing sampiran (kain lecek di gantungan)? Dalam usia belum kepala empat kala itu, bagi Wiji yang masih muda nan enerjik, sungguh merupakan siksaan tiada tara. Memang, orang takkan mati hanya karena tak terpuaskan urusan ranjang. Tapi coba tanyakan kepada para penggemar rokok, bagaimana rasanya sehari tidak ketemu Gudang Garam merah. Pasti kelimpungan, dan mulut asem lagi!
Sesungguhnya Sony juga sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk bangkit dari keterpurukan ranjang. Sebab bangkit itu…….kecewa; kecewa karena tak bisa menunaikan tugas mulia sebagai suami. Bangkit itu……malu; malu karena kemudian Sony sering diledek istri sebagai ayam sayur. Bangkit itu….marah; marah karena Wiji kemudian mengancam minta cerai. Bangkit itu……pusing; pusing karena Sony kemudian sering tidak pulang gara-gara takut akan tuntutan istri yang dia tak bisa menyanggupinya!
Bagi Wiji, sering tidak pulangnya suami belakangan menjelma jadi sebuah keberuntungan. Maklum, dia kemudian ketemu Jawawi, tetangga sendiri yang sudah lama suka lirak-lirik kepadanya. Dalam kondisi kepepet, dia terpaksa menerima “Bantuan Langsung Tunai†yang tidak perlu diantre di Kantor Pos. Dan ternyata, Jawawi memang lelaki sembada (konsekuen). Sesuai dengan tongkrongannya, “tangkringanâ€-nya memang boleh juga, sehingga Wiji menjadi ketagihan. Asal suami tak pulang dengan alasan tugas luar kota, Wiji menyilakan Jawawi ke rumah dalam rangka menyalurkan BLT-nya.
Bila BLT kenaikan harga BBM ditolak oleh bupati hingga lurah di mana-mana, BLT ala Jawawi di manapun orang senang menyalurkan. Dan itulah yang terjadi. Setelah sekian lama penyaluran tersebut berlangsung, Wiji hamil dan kemudian melahirkan. Kala itu Sony tak pernah curiga, bahkan bangga. Soalnya ibarat anak sekolah, meskipun NEM-nya kecil dalam urusan ranjang, tapi ternyata lulus juga. Bayi lelaki yang diberi nama Edi itu selalu digendong dan ditimang-timang. “Timang timang, anaknya orang sayang….†begitu ledek tetangga yang sebetulnya tahu siapa si bayi tersebut.
Sampai bocah itu gede dan masuk SD, Sony belum tahu produk dan lisensi siapa si Edi sesungguhnya. Sampai kemudian ada tetangga tukang kompor yang diam-diam menginformasikannya. Sony pun lalu memperhatikan pisik si anak. Kulit memang seperti ibunya, tapi bentuk bibir dan jidat sungguh diplikasinya Jawawi. Langsung amarahnya terbakar, apa lagi setelah istri tak mengakui perselingkuhan tersebut. Begitu melihat tetangga celamitan, langsung saja dibabat golok hingga dilarikan ke rumahsakit. Ketika Sony digelandang ke Polsek Bungatan, dia kalem saja. “Kejadiannya 7 tahun lalu kok baru cemburu sekarang, apa nggak telat Mas?†ledek polisi.
Telat ya ngebis, gitu aja kok repot.
(JP/Gunarso TS)